Materi Hama
dan Penyakit Ikan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakait
adalah suatu kondisi pathologis yang disertai adanya gannguan fisiologis dan
histlogis yang terjadi secara bersama-sama. Penyakit ada 2 yaitu parasite dan
non parasiter.
Pencegahan merupakan tindakan paling efektif dibanding
pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek samping, tindakan pencegahan tidak
memerlukan banyak biaya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
atau memberantas hama diantaranya sebagai berikut:
a. Kolam dikeringkan hingga
tanah dasarnya menjadi retak-retak agar hama mati
b. Saat persiapan, kolam
diberi kapur agar hama amti
c. Pintu pemasukan air diberi
saringan agar hama tidak dapat masuk ke dalam kolam
d. Pintu pemasukan air
dilengkapi filter agar hama tertahan pada filter
e. Hama diberantas secara
mekanis (diambil atau dibunuh), biologis memanfaatkan binatang), maupun kimiawi
(menggunakan bahan kimia)
Semetara cara pencegahan penyakit dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Kolam dikeringkan untuk
memotong siklus hidup penyakit
b. Saat persiapan, kolam
diberi kapur agar penyebab penyakit mati
c. Kondisi ikan dijaga tetap
baik dan tidak stres serta kondisi lingkungan hidup dijaga tetap sesuai
kebutuhan ikan
d. Gunakan ikan yang tahan
terhadap serangan penyakit
e. Kepadatan ikan dikurangi
untuk mencegah kontak langsung antar ikan
f. Pakan tambahan
diberi dalam jumlah cukup
g. Penanganan ikan dilakukan
dengan baik agar tidak menimbulkan luka ditubuhnya
h. Binatang pembawa penyakit
seperti burung dan siput harus dihindari
1.2 Tujuan
Tujuan yang dicapai dari kegiatan pengendalian
hama dan penyakit ikan ini adalah:
1. mampu mengidentifikasi
bakteri dan parasit ikan air tawar
2. mampu melakukan prosedur
penggunaan alat dan bahan untuk pengamatan bakteri dan parasit
1.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tanggal
:
Tempat
:
1.4
Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran :Teori dan Praktik
1.5
Alat dan Bahan
1. Alat
: Autoklaf, Hot Plate,
Cawan petri, labu erlenmeyer, bunsen, batang L, mikropipet, beaker glass,
dissecting set, jarum ose, timbangan
2.
Bahan : Nutrien agar 5,75
gram, aquades 250 ml, alkohol, sampel ikan sakit, aluminum foil, kapas, tissue,
plastik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hama
Hama dapat diartikan sebagai organisme yang dapat memangsa
ikan sehat maupun sakit secara langsung maupun bertahap. Hama dapat berasal dari
luar atau dalam kolam. Hama dari luar dapat masuk kedalam kolam melalui aliran
aliran air dalam kolam. Hama yang masuk melalui aliran air terjadi karena air
tidak disaring saat masuk ke kolam.
Untuk itu, pintu pemasukan air sebaiknya menggunakan
filter.Jenis ikan lain dapat sebagai hama. Jenis ikan yang dapat menjadi hama
nila tergolong ikan pemakan daging sperti belut dan gabus
Beberapa jenis hama yang sering menyerang nila antara lain
sebagai berikut:
a. Notonecta
(Backswimmer)
Di daerah Jawa Barat, hama ini dikenaldengan sebutan bebeasan
(beas artinya beras). Penyebutan ini disebabkan ada bintik putih menyerupai
beras di tubuhnya. Binatang ini sangat berbahaya bagi ikan karena dapat
menyerang benih, terutama ukuran kecil.
Hama ini dilengkapi tiga pasang kaki sebagai alat berenang
dan dua pasang alat penyengat. Selain sebagai alat berenang, kakinya digunakan
untuk menyepit mangsa, lalu menyengatnya. Sengat sangat mematikan.
Notonecta menyenangi perairan yang bahan organik dan tanaman
airnya banyak. Binatang ini sewaktu-waktu dapat muncul kepermukaan air untuk
mengambil oksigen. Bila kondisi perairan tidak sesuai, hama ini akan terbang
dan pindah ke kolam lain pencegahannya sangat sulit
Pencegahannya masih sangat sullit, tindakkan terbaik
hanyalah mengurangi populasina. Caranya dengan membuang tanaman air dan
mengurangi kandungan bahan organik dalam kolam. Bila populasinya sangat banyak,
segera laukuakn pemberantasan dengan cara menebarkan minyak tanah sebanyak
51/1000m2 air kolam ( usni arie)
b. Larva Cybister
Biasanya petani menyebut larva cybister ini dengan nama ucrit.
Bentuknya seperti ukat, tetapi badannya kaku dan adapat bergerak dengan cepat.
Warnanya agak kehijauan. Di bagian kepala terdapat taring sebagai alat penjepit
mangsa. Dibagian belakang tubuh terdapat alat penyengat. Serangannya dilakukan
dengan menjepit perut mangsa (benih) hingga sobek lalu dimangsa. Itulah
sebabnya hama ini lebih berbahaya dibanding notonecta. Dalam sehari asaj,
seekor larva dapat menyerang beberapa ekor benih nila.
2.2 Penyakit
Penyakit ikan dapat diartikan
sebagai organisme yang hidup dan berkembang dalam tubuh ikan sehingga organ
tubuhnya terganggu. Terganggunya organ tubuh maka terganggu pula seluruh
jaringan tubuh ikan. Kalau serangannya sangat parah, kematian tidak dapat
dihindari sehingga timbul kerugian yang sangat besar.
Umumnya penyakit pada nila disebabkan oleh parasit ,jamur ,
bateri atau virus. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang nila, terutama
larva, adalah sebagai berikut:
a. Trichodina
sp
Trichodina sp.
Merupakan parasit yang tergolong dalam filum Ciliophora. Bentuknya seperti
piring atau topi yang diselimuti cilia di bagian ujung tubuhnya. Panjangnya 50
mµ (mili mikron).
Parasit ini menyerang ikan air tawar maupun air laut. Di
Indonesia, hampir sema jenis ikan air tawar diserangnya. Biasanya yang diserang
adalah organ tubuh bagian luar seperti kulit, sirip, dan kadang bagian insang.
Oleh karena sebagai parasit, serangannya dengan cara tubuhnya ditempelkan pada
organ yang menjadi sasarannya. Tanda-tanda ikan yang terserang parasit ini
adalah adanya luka atau kerusakan pada organ yang diserang yang disertai
infeksi sekunder. Namun tanda klinisnya tidak tampak. Pemberantasannya dapat
dilakukan dengan cara ikan yang diserang direndam dalam larutan NaCl 500 –
1.000 mg/l selama 24 jam atau dalam larutan formalin 25 mg/l selama 24 jam
(usni arie)
b.Saprolegniasis
Saprolegniasis merupakan penyakit
ikan yang disebabkan oleh jamur Saprolegnia sp. Bentuknya seperti benang
halus dan berwarna putih atau kadang agak kecoklatan. Bila serangannya cukup
parah, benang tersebut akan tampak lebih panjang, lebih banyak dan paat.
Jamur Saprolegnia sp, menyerang hampir semua jenis
ikan air tawar seperti gurame, mas, tawes, nila dan ikan hias, abik benih
maupun telur. Serangannya pada organ tubuh bagian luar seperti kepala, tutup
insang, sirip dan bagian tubuh luar lainnya.
Penyakit ini muncul akibat penanganan ikan yang kurang baik.
Kekurangan makanan, suhu air rendah, oksigen rendah, kualitas kurang baik,
serta kepadatan telur yang terlalu tinggipun dapat menjadi sebab terjadinya
serangan.
Pencegahan serangan penyakit ini dengan cara menjaga
kualitas air tetap baik,penanganan baik, pemberian pakan tambahan yang cukup
berkualitas. Semnetara pengobatannta dapat dilakukan dengan cara ikan atau
telur direndam dalam larutan malachitgreen 1 mg/l selama 1 jam, larutan
formalin 100 – 200 mg/l selama 1-3 jam atau larutan NaCl 5 g/l selama 15 menit
c. Epistylis
sp.
pistylis spp. Merupaka parasit yang tergolong dalam folum
Ciliophora. Bentuknya spert lonceng, berkoloni dan tersusun pada tangkai yang
bercabang-cabang. Parasit ini bersifat kosmopolit dantersebar di seluruh dunia.
Tubuhnya berukuran 20 – 50 mµ. Epistylis spp. Terkadang dapat hidup sebagai
parasit, tetapi dapat pula mengambil makanan dari luar. Caraberkembang biaknya
dengan pembelahan.
Parasit ini biasanya menyerang jenis ikan air tawar yang
berukiran kecil di antaranya ikanmas, tambakan, tawes, nila, sepat dan gurame.
Selain ikan, parasit ini juga menyerang udang windu dan udang putih. Umumnya
parasit ini menyerang organ tubuh bagain luar sperti kulit, insang dan sirip.
Tanda-tanda serangan antara lain insang berwarna merah
kecoklatan, sukar bernapas dan bergerak, adanya kerusakan pada epitel dan
pertumbuhannya lambat.
Penyebaran infeksi dapat diceha dengan cara kualitas air
dijaga tetap baik serta kandungan bahan organik dalam air dan padat
penebarannya dikurangi. Sementara pengobatanya dapat dilakukan dengan cara
direndam dalam bahan kimia misalnya choroquin diphospat 1,1 mg/l selama
2 hari, formalin 200 mg/l selama 40 menit.
d. Bercak
Merah
Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromnas
hydrophyla dan Pseudomonas Flureecens. Bakteri ini menyerang hampir
semua jenis ikan air tawar seperti ikanmas, gurame, dan nila.
Tanda-tanda serangan tampak dengan adanya perdarahan pada bagian
tubuh yang terserang, sisik terkuak, dan perut busung. Luka pada kulit akan
diikuti dengan borok. Ikan busung akan tampak lemas, sering muncul ke permukaan
air dan dasar kolam, serta kalau dibedah akan tampak perdarahan pada hati,
ginjal dan limfa.
Untuk menanggulangi penyakit bercak merahini, ada eberapa
cara yang daapat dilakukan, yaitu dengan direndam kalium permanganat 10 – 20
mg/l selama 30 – 60 menit
BAB
III
URAIAN
KEGIATAN
3.1
Identifikasi Bakteri
Materi secara klasikal tentang
pengertian hama,penyakit serta jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang
pada pembesaran ikan air tawar. Adapun materi yang disampaikan antara lain :
1.
Hama yang menyerang ikan
2.
Penyakit non infeksi
3. Penyakit
infeksi
Dilanjutkan dengan praktikum
identifikasi bakteri
Hasil yang
dicapai :
1.
Peserta diklat mampu memahami pengertian hama dan penyakit ikan
2.
Peserta Diklat mampu mengetahui berbagai macam jenis hama dan penyakit yang
menyerang ikan khususnya pada pembesaran ikan tawar
alat dan Bahan
:
a. Alat
Autoklaf
Cawan Petri, 4 pasang
Labu Erlenmeyer
Bunsen burner
Batang L
Mikropipet dan tip 2 buah
Beaker glass
Dissecting set
Jarum ose 1 buah
b.
Bahan
Nutrien agar, 5,75 gram
Aquades,250 ml
Alcohol
Sampel ikan sakit
Aluminium foil
Tissue
Plastic
Kerta pembungkus
Langkah
Kerja
:
1. Alat yang sudah dicuci
masing –masing dibungkus dengaan kertas kemudian dibungkus lagi dengan
menggubnakan plastic .
2.
Alat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit
3. Setelah disterilisasi dalam
autoklaf alat dikeluarkan.tapi pembungkus alat tidak dibuka semua hanya alat
untuk pembuatan media agar yang terlebih dahulu dibuka
4.
Pembuatan Media agar
Adapun caranya :
5,75 gr am NA
dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest sebanyak 250 ml.
Dipanaskan diatas Bunsen sambil diduk searah jarum jam sampai mendidih.
Setelah mendidih ( ada gelembung-gelembung dan warna larutan kuning jernih)
diangkat dan ditutup dengan kertas alumunium foil sampai dingin. Penutupan
tidak boleh rapat agar larutan cepat dingin.
Setelah agak dingin, disiapkan cawan petri sebagai tempat media agar yang
terlebih dahulu bibir cawan petri dipanaskan diapi Bunsen.
Lalu lakukan penuangan larutan Agar kedalam cawan petri dengan ketebalan 3 – 5
mm
Tunggu larutan medium agar sampai membeku,
5.
Isolasi Bakteri
a. Air
sampel
Ambil air sampel dengan menggunakan nikropipet sebanyak 0,1 ml dan di teteskan
pada salah satu medium agar yang telah memadat
Batang L disemprot dengan alcohol dan dibakar diatas api Bunsen ,
dinginkan beberapa saat .
Kemudian digosokan pada permukaan agar supaya tetesan air sampel merata.
Setiap perlakukan diusahkan dengan api Bunsen dan bibir cawan petri juga harys
dibakar diatas api Bunsen,hal ini dimaksudkan untuk menghindasri adnya
kontaminasi dengan bakteri lain
b.
Penanaman Sampel lender ikan nila
Pengambilan sampel lender ikan
dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahuku diatas
api Bunsen.
Penanaman bakteri dengan cara
mengambil sampel lender ikan dapat dilakukan dengan 3 metode:
Metode Penanaman dengan Goresan Sinambung
Metode Penanaman dengan Goresan T
Metode Goresan Kuadran
6.
Media agar yang sudah ditanami bakteri disimpan dalam tempat tertutup (tanpa
cahaya)
Hasil dan Pembahasan Praktikum
Praktikum
ini hanya sampai pada penanaman bakteri yang dimungkinkan menjadi penyebab
penyakit pada ikan nila. Untuk pengamatan hasil dari penanaman dilakukan pada
hari berikutnya.
Pada saat
praktikum kita mengambil 2 sampel yaitu sampel air tempat penampungan ikan dan
sampel lender dari ikan nila. Mengapa menggunakan 2 materi diatas, hal ini
dikarenakan lendir pada tubuh ikan adalah tempat terakumulasinya bakteri yang
menyerang tubuh ikan,dikuatkan dengan adanya luka pada kulit ikan. Begitu juga
dengan air tempat penampungan ikan, didalamnya juga terdapat lendir yang lepas
dari tubuh ikan. Sehingga bakteri dimungkinkan terdapat dalam air penampungan
tersebut.
Setiap
proses dalam penanaman sampel untuk isolasi bakteri, tangan dan tempat setiap
perlakuan harus steril supaya tidak ada bakteri lain yang ikut tertanam atau
mengkontaminasi. Sterilisasi ini menggunakan alcohol. Dan setiap perlakuan yang
berkaitan dengan penanaman harus selalu didekatkan dengan api Bunsen.
3.2
Mendiagnosa parasit yang menyerang ikan
A. Alat dan
Bahan
1)
Alat : Dissecting set, mikroskop,
timbangan, penggaris, nampan, object glass dan cover glass
2)
Bahan : Ikan sakit Nila
B.
Langkah Kerja:
v
Sebelum diperiksa, ikan diukur bobot
dan panjangnya
v
Parasit yang ditemukan pada tubuh
ikan diamati dengan menggunkan mikroskop
C. Untuk
pemeriksaan organ luar ikan:
v
Ikan dimatikan dengan memotong
bagian belakang kepala
v
Periksa permukaan tubuh ikan dengan
telit, apakah terdapat penyakit atau tidak dengan menggunakan kaca pembesar
v
Pindahkan parasit yang ditemukan ke
dalam cawan petri yang berisi air atau diatas gelas objek
v
Pengamatan dengan menggunakan
mikroskop
v
Yang diamati adalah : Insang, lendir
d.
Pemerikaan organ dalam ikan’
v
Buka perut ikan, di gunting dari
anus keatas kepala semua bagian dalam dipisahkan
v
Organ padat disobek dalam air atau
dipress diantara dua gelas objek
v
Organ yang didiagnosa adalah Hati,
Usus, Ginjal dan gelembung renang
v
Insang, hati, usu, ginjal di cacah
tipis – tipis sampai halus, kemudian ditaruh di kaca objek ditetesi aquades
untuk di amati di mikroskop
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada mata diklat pengendalian hama penyakit ikan praktikum
yang dilakukan ada 2 macam yaitu identifikasi dan diagnose bakteri serta
parasit yang menyerang ikan.
Pada praktikum yang pertama (Identifikasi dan diagnose
bakteri) terdapat 2 lembar kerja yaitu:
1. Mengenalkan peralatan yang berhubungan
dengan materi hama dan penyakit ikan, khususnya alat untuk mendiagnosa bakteri
2. Mendignosa serangan bakteri
terhadap ikan
Sebagai langkah awal, peralatan yang sudah dicuci dan yang
akan digunaka masing-masing dibungkus dengan kertas kemudian dibungkus lagi
dengan kantong plastic. Hal ini dimaksudkan supaya kertas tidak basah
terkena uap air selama proses sterilisasi. Peralatan tersebut disterilisasi
dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 0C.
Setelah selesai, alat dikeluarkan dan siap untuk digunakan. Dalam praktek alat
tidak dibuka semua tetapi hanya yang dibutuhkan yang terlebih dahulu dibuka.
Selanjutnya adalah pembuatan media agar untuk inokulasi
bakteri dari sampel air dan lendir ikan nila. Adapun cara pembuatan media agar
adalah :
5,75 gr am NA dimasukkan dalam Erlenmeyer yang
sudah berisi aquadest sebanyak 250 ml.
Dipanaskan diatas api Bunsen sambil diduk
searah jarum jam sampai mendidih.
Setelah mendidih ( ada gelembung-gelembung dan
warna larutan kuning jernih) diangkat dan ditutup dengan kertas alumunium foil
sampai agak dingin. Penutupan tidak boleh rapat agar uap larutan keluar
sehingga lebih cepat dingin.
Setelah agak dingin, disiapkan cawan petri
sebagai tempat media agar yang terlebih dahulu bibir cawan petri dipanaskan di
api Bunsen.
Lalu lakukan penuangan larutan agar kedalam cawan
petri dengan ketebalan 3 – 5 mm
Tunggu larutan medium agar sampai membeku,
Setelah media agar siap, dilanjutkan dengan inokulasi
bakteri dari sampel air dan lender ikan nila. Adapun langkahnya adalah sebagai
berikut :
Air sampel diambil dengan menggunakan
mikropipet sebanyak 0,1 ml dan di teteskan pada salah satu medium agar yang
telah memadat
Batang L disemprot dengan alcohol dan dibakar
diatas api Bunsen , dinginkan beberapa saat .
Kemudian digosokan pada permukaan agar supaya
tetesan air sampel merata.
Setiap perlakukan diusahkan dengan api Bunsen
dan bibir cawan petri juga harus dibakar diatas api Bunsen,hal ini dimaksudkan
untuk menghindasri adnya kontaminasi dengan bakteri lain
Untuk penanaman sampel lendir ikan nila :
Pengambilan sampel lendir ikan dengan menggunakan jarum ose
yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahuku diatas api Bunsen.
Penanaman bakteri dengan cara mengambil sampel lender ikan
dapat dilakukan dengan 3 metode:
Metode Penanaman dengan Goresan Sinambung
Metode Penanaman dengan Goresan T
Metode Goresan Kuadran
Media agar yang sudah ditanami
bakteri disimpan dalam tempat tertutup atau diinkubasi selama ± 24 jam
Praktikum
ini hanya sampai pada penanaman bakteri yang dimungkinkan menjadi penyebab
penyakit pada ikan nila. Untuk pengamatan hasil dan identifikasi dilakukan pada
hari berikutnya.
Pada saat
praktikum kita mengambil 2 sampel yaitu sampel air tempat penampungan ikan dan
sampel lendir dari ikan nila. Mengapa menggunakan 2 materi diatas, hal ini
dimungkinkan lendir pada tubuh ikan adalah tempat terakumulasinya bakteri,
dikuatkan dengan adanya luka pada kulit ikan. Begitu juga dengan air tempat
penampungan ikan, didalamnya juga terdapat lendir yang lepas dari tubuh ikan.
Sehingga bakteri juga dimungkinkan terdapat dalam air penampungan tersebut.
Setiap
proses dalam penanaman sampel untuk inokulasi bakteri, tangan dan tempat setiap
perlakuan harus steril supaya tidak ada bakteri lain yang ikut tertanam atau
mengkontaminasi. Sterilisasi ini menggunakan alkohol. Dan setiap perlakuan yang
berkaitan dengan penanaman harus selalu didekatkan dengan api Bunsen.
Hari
berikutnya dilakukan pengamatan koloni bakteri. Adapun yang diamati; bentuk
koloni, elevasi koloni dan margin. Bakteri yang sudah tumbuh dalam media agar,
diambil sedikit dengan menggunakan jarum ose dan diletakkan di kaca preparat
kemudian diamati di bawah mikroskop. Dari pengamatan diperoleh hasil yang
kurang maksimal, dalam media agar tidak sedikit ditemukan adanya kontaminan.
Hal ini terjadi dimungkinkan kurangnya pengalaman praktikan dalam penanaman
serta keadaan sekitar penanaman yang kurang steril (praktikan tidak menggunakan
masker dan lain-lain ). Hasil pengamatan bakteri bisa dilihat pada tabel
berikut :
NO.
|
MACAM SAMPEL
|
BENTUK KOLONI
|
ELEVASI KOLONI
|
MARGIN
|
GAMBAR KOLONI BAKTERI
|
|||
1.
|
Air
|
Rizoid
|
Flat
|
-
|
||||
2.
|
Lendir
ikan nila
|
Rizoid
|
Convex
|
-
|
Setelah
pengamatan bakteri, dilanjutkan dengan mendiagnosa parasit yang menyerang ikan
nila. Langkah pertama ikan diukur panjang dan ditimbang bobotnya. Lalu
dilakukan pengamatan di bagian luar tubuh ikan (eksternalnya) sperti kulit,
sisik, sirip dan mata ikan, apakah terjadi kelainan seperti adanya luka
(borok), sirip gripis atau patah,pendarahan (haemoragic), produksi lender
berlebih, mata menonjol dan lain sebagainya. Diambil sampel diletakkan di kaca
preparat dan diamati di bawah mikroskop. Selain bagian luar, juga di lakukan
pengamatan organ dalam ikan nila. Untuk pengamatannya terlebih dahulu ikan nila
dimatikan dengan menusuk olvactorynya. Kemudian dilakukan pembedahan dan dibuat
preparat rentangnya untuk diamati di bawah mikroskop. Organ dalam yang diamati
adalah insang, hati, usus, limfa, dan ginjal. Organ –organ tersebut diambil
sedikit, dicacah halus dan tipis, sehingga hasil pengamatan yang diperoleh
maksimal. Hasil pengamatan bisa dilihat pada tabel di bawah.
Contoh Diagnosa parasit
NAMA IKAN
|
PANJANG DAN BOBOT TUBUH IKAN
|
GEJALA YANG TAMPAK
|
HASIL IDENTIFIKASI PENYAKIT
|
||
LOKASI PENEMUAN
|
NAMA DAN GAMBAR PENYAKIT YANG MENYERANG
|
JUMLAH
|
|||
IKAN
NILA
|
Panjang 20 cm
Bobot 180 gram
|
Eksternal tubuh ikan :
Adanya luka dibagian tubuh, tampak
adanya pendarahan (haemoragic) di bagian lukanya, lendirnya banyak, sirip
ekor tidak utuh dan mata agak menonjol.
Internal tubuh ikan :
Permukaan usus tampak kasar, pada
hati dan limpa tampak ada seperti lemak putih
|
Lendir
|
Chilodonella
|
|
Trichodina
|
|||||
Sirip
|
Chilodonella
|
||||
Insang
|
Capilaria
|
||||
Dactylogyrus
|
|||||
Usus
|
Telur
Capilaria
|
||||
Hati
|
Tripanosoma
|
||||
Limfa
|
Cryptocarion
|
Dari pengamatan bagian luar tubuh ikan, tampak adanya luka dan terjadi
pendarahan di tubuh ikan nila, lendir banyak, sirip ekor tidak utuh (agak
geripis dan bola matanya )
BAB
V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hama dan penyakit yang menyerang ikan dapat menyebabkan
kegagalan dalam kegiatan pembesaran ikan. Serangan penyakit biasanya
menimbulkan kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan serangan hama. Untuk
itu harus perlu tahu tentang hama dan penyakit apa saja yang dapat menyerang
ikan serta bagaimana cara mencegah dan mengobatinya.
B. SARAN
Dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit ini
sangat penting maka diharapkan pada kegiatan yang akan datang dapat
mendiagnosa jamur, virus dan mengobati ikan sakit
DAFTAR
PUSTAKA
Usni Arie. Pembenihan dan pembesaran
ikan Nila gilf
Vedca, Modul diklat pembesaran semi
intensif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar