Kamis, 23 Agustus 2012

Hama dan penyakit Ikan


Materi Hama dan Penyakit Ikan

BAB I
 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakait adalah suatu kondisi pathologis yang disertai adanya gannguan fisiologis dan histlogis yang terjadi secara bersama-sama. Penyakit ada 2 yaitu parasite dan non parasiter.
Pencegahan merupakan tindakan paling efektif dibanding pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek samping, tindakan pencegahan tidak memerlukan banyak biaya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memberantas hama diantaranya sebagai berikut:
a.      Kolam dikeringkan hingga tanah dasarnya menjadi retak-retak agar hama mati
b.      Saat persiapan, kolam diberi kapur agar hama amti
c.      Pintu pemasukan air diberi saringan agar hama tidak dapat masuk ke dalam kolam
d.      Pintu pemasukan air dilengkapi filter agar hama tertahan pada filter
e.      Hama diberantas secara mekanis (diambil atau dibunuh), biologis memanfaatkan binatang), maupun kimiawi (menggunakan bahan kimia)
Semetara cara pencegahan penyakit dapat dilakukan sebagai berikut:
a.      Kolam dikeringkan untuk memotong siklus hidup penyakit
b.      Saat persiapan, kolam diberi kapur agar penyebab penyakit mati
c.      Kondisi ikan dijaga tetap baik dan tidak stres serta kondisi lingkungan hidup dijaga tetap sesuai kebutuhan ikan
d.      Gunakan ikan yang tahan terhadap serangan penyakit
e.      Kepadatan ikan dikurangi untuk mencegah kontak langsung antar ikan
f.        Pakan tambahan diberi dalam jumlah cukup
g.      Penanganan ikan dilakukan dengan baik agar tidak menimbulkan luka ditubuhnya
h.      Binatang pembawa penyakit seperti burung dan siput harus dihindari

1.2 Tujuan
   Tujuan yang dicapai dari kegiatan pengendalian hama dan penyakit ikan  ini adalah:
1.      mampu mengidentifikasi bakteri dan parasit ikan air tawar
2.      mampu melakukan prosedur penggunaan alat dan bahan untuk pengamatan bakteri dan parasit

1.3           Waktu dan Tempat Pelaksanaan
*    Hari/tanggal           : *     
       Tempat                  :

1.4           Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran :Teori dan Praktik

1.5           Alat dan Bahan
1. Alat           : Autoklaf, Hot Plate, Cawan petri, labu erlenmeyer, bunsen, batang L, mikropipet, beaker glass, dissecting set, jarum ose, timbangan
2. Bahan          : Nutrien agar 5,75 gram, aquades 250 ml, alkohol, sampel ikan sakit, aluminum foil, kapas, tissue, plastik


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hama
Hama dapat diartikan sebagai organisme yang dapat memangsa ikan sehat maupun sakit secara langsung maupun bertahap. Hama dapat berasal dari luar atau dalam kolam. Hama dari luar dapat masuk kedalam kolam melalui aliran aliran air dalam kolam. Hama yang masuk melalui aliran air terjadi karena air tidak disaring saat masuk ke kolam.
Untuk  itu, pintu pemasukan air sebaiknya menggunakan filter.Jenis ikan lain dapat sebagai hama. Jenis ikan yang dapat menjadi hama nila tergolong ikan pemakan daging sperti belut dan gabus
Beberapa jenis hama yang sering menyerang nila antara lain sebagai berikut:
a.      Notonecta (Backswimmer)
Di daerah Jawa Barat, hama ini dikenaldengan sebutan bebeasan (beas artinya beras). Penyebutan ini disebabkan ada bintik putih menyerupai beras di tubuhnya. Binatang ini sangat berbahaya bagi ikan karena dapat menyerang benih, terutama ukuran kecil.
Hama ini dilengkapi tiga pasang kaki sebagai alat berenang dan dua pasang alat penyengat. Selain sebagai alat berenang, kakinya digunakan untuk menyepit mangsa, lalu menyengatnya. Sengat sangat mematikan.
Notonecta menyenangi perairan yang bahan organik dan tanaman airnya banyak. Binatang ini sewaktu-waktu dapat muncul kepermukaan air untuk mengambil oksigen. Bila kondisi perairan tidak sesuai, hama ini akan terbang dan pindah ke kolam lain pencegahannya sangat sulit
Pencegahannya masih sangat sullit, tindakkan terbaik hanyalah mengurangi populasina. Caranya dengan membuang tanaman air dan mengurangi kandungan bahan organik dalam kolam. Bila populasinya sangat banyak, segera laukuakn pemberantasan dengan cara menebarkan minyak tanah sebanyak 51/1000m2 air kolam  ( usni arie)
b.      Larva Cybister
Biasanya petani menyebut larva cybister ini dengan nama ucrit. Bentuknya seperti ukat, tetapi badannya kaku dan adapat bergerak dengan cepat. Warnanya agak kehijauan. Di bagian kepala terdapat taring sebagai alat penjepit mangsa. Dibagian belakang tubuh terdapat alat penyengat. Serangannya dilakukan dengan menjepit perut mangsa (benih) hingga sobek lalu dimangsa. Itulah sebabnya hama ini lebih berbahaya dibanding notonecta. Dalam sehari asaj, seekor larva dapat menyerang beberapa ekor benih nila.

2.2 Penyakit
            Penyakit ikan dapat diartikan sebagai organisme yang hidup dan berkembang dalam tubuh ikan sehingga organ tubuhnya terganggu. Terganggunya organ tubuh maka terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan. Kalau serangannya sangat parah, kematian tidak dapat dihindari sehingga timbul kerugian yang sangat besar.
Umumnya penyakit pada nila disebabkan oleh parasit ,jamur , bateri atau virus. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang nila, terutama larva, adalah sebagai berikut:
a.      Trichodina sp
Trichodina sp. Merupakan parasit yang tergolong dalam filum Ciliophora. Bentuknya seperti piring atau topi yang diselimuti cilia di bagian ujung tubuhnya. Panjangnya 50 mµ (mili mikron).
Parasit ini menyerang ikan air tawar maupun air laut. Di Indonesia, hampir sema jenis ikan air tawar diserangnya. Biasanya yang diserang adalah organ tubuh bagian luar seperti kulit, sirip, dan kadang bagian insang. Oleh karena sebagai parasit, serangannya dengan cara tubuhnya ditempelkan pada organ yang menjadi sasarannya. Tanda-tanda ikan yang terserang parasit ini adalah adanya luka atau kerusakan pada organ yang diserang yang disertai infeksi sekunder. Namun tanda klinisnya tidak tampak. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara ikan yang diserang direndam dalam larutan NaCl 500 – 1.000 mg/l selama 24 jam atau dalam larutan formalin 25 mg/l selama 24 jam (usni arie)
b.Saprolegniasis
            Saprolegniasis merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh jamur Saprolegnia sp. Bentuknya seperti benang halus dan berwarna putih atau kadang agak kecoklatan. Bila serangannya cukup parah, benang tersebut akan tampak lebih panjang, lebih banyak dan paat.
Jamur Saprolegnia sp, menyerang hampir semua jenis ikan air tawar seperti gurame, mas, tawes, nila dan ikan hias, abik benih maupun telur. Serangannya pada organ tubuh bagian luar seperti kepala, tutup insang, sirip dan bagian tubuh luar lainnya.
Penyakit ini muncul akibat penanganan ikan yang kurang baik. Kekurangan makanan, suhu air rendah, oksigen rendah, kualitas kurang baik, serta kepadatan telur yang terlalu tinggipun dapat menjadi sebab terjadinya serangan.
Pencegahan serangan penyakit ini dengan cara menjaga kualitas air tetap baik,penanganan baik, pemberian pakan tambahan yang cukup berkualitas. Semnetara pengobatannta dapat dilakukan dengan cara ikan atau telur direndam dalam larutan malachitgreen 1 mg/l selama 1 jam, larutan formalin 100 – 200 mg/l selama 1-3 jam atau larutan NaCl 5 g/l selama 15 menit
c.      Epistylis sp.
pistylis spp. Merupaka parasit yang tergolong dalam folum Ciliophora. Bentuknya spert lonceng, berkoloni dan tersusun pada tangkai yang bercabang-cabang. Parasit ini bersifat kosmopolit dantersebar di seluruh dunia. Tubuhnya berukuran 20 – 50 mµ. Epistylis spp. Terkadang dapat hidup sebagai parasit, tetapi dapat pula mengambil makanan dari luar. Caraberkembang biaknya dengan pembelahan.
Parasit ini biasanya menyerang jenis ikan air tawar yang berukiran kecil di antaranya ikanmas, tambakan, tawes, nila, sepat dan gurame. Selain ikan, parasit ini juga menyerang udang windu dan udang putih. Umumnya parasit ini menyerang organ tubuh bagain luar sperti kulit, insang dan sirip.
Tanda-tanda serangan antara lain insang berwarna merah kecoklatan, sukar bernapas dan bergerak, adanya kerusakan pada epitel dan pertumbuhannya lambat.
Penyebaran infeksi dapat diceha dengan cara kualitas air dijaga tetap baik serta kandungan bahan organik dalam air dan padat penebarannya dikurangi. Sementara pengobatanya dapat dilakukan dengan cara direndam dalam bahan kimia misalnya choroquin diphospat 1,1 mg/l selama 2 hari, formalin 200 mg/l selama 40 menit.
d.      Bercak Merah
Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromnas hydrophyla dan Pseudomonas Flureecens. Bakteri ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar seperti ikanmas, gurame, dan nila.
Tanda-tanda serangan tampak dengan adanya perdarahan pada bagian tubuh yang terserang, sisik terkuak, dan perut busung. Luka pada kulit akan diikuti dengan borok. Ikan busung akan tampak lemas, sering muncul ke permukaan air dan dasar kolam, serta kalau dibedah akan tampak perdarahan pada hati, ginjal dan limfa.
Untuk menanggulangi penyakit bercak merahini, ada eberapa cara yang daapat dilakukan, yaitu dengan direndam kalium permanganat 10 – 20 mg/l selama 30 – 60 menit
      







BAB III
URAIAN KEGIATAN


3.1           Identifikasi Bakteri

Materi secara klasikal tentang pengertian hama,penyakit serta jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang pada pembesaran ikan air tawar. Adapun materi yang disampaikan antara lain :
1.      Hama yang menyerang ikan
2.      Penyakit non infeksi
3.      Penyakit infeksi
Dilanjutkan dengan praktikum identifikasi bakteri
Hasil yang dicapai       :
1.      Peserta diklat mampu memahami pengertian hama dan penyakit  ikan
2.      Peserta Diklat mampu mengetahui berbagai macam jenis hama dan penyakit yang menyerang ikan khususnya pada pembesaran ikan tawar
alat dan Bahan          :
a.      Alat
        Autoklaf
        Cawan Petri, 4 pasang
        Labu Erlenmeyer
        Bunsen burner
        Batang L
        Mikropipet dan tip 2 buah
        Beaker glass
        Dissecting set
        Jarum ose 1 buah
b.      Bahan
        Nutrien agar, 5,75 gram
        Aquades,250 ml
        Alcohol
        Sampel ikan sakit
        Aluminium foil
        Tissue
        Plastic
        Kerta pembungkus
Langkah Kerja                       :
1.      Alat yang sudah dicuci masing –masing dibungkus dengaan kertas kemudian dibungkus lagi dengan menggubnakan plastic .
2.      Alat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit
3.      Setelah disterilisasi dalam autoklaf alat dikeluarkan.tapi pembungkus alat tidak dibuka semua hanya alat untuk pembuatan media agar yang terlebih dahulu dibuka
4.      Pembuatan Media agar
Adapun caranya :
        5,75 gr am NA dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest sebanyak 250 ml.
        Dipanaskan diatas Bunsen sambil diduk searah jarum jam sampai mendidih.
        Setelah mendidih ( ada gelembung-gelembung dan warna larutan kuning jernih) diangkat dan ditutup dengan kertas alumunium foil sampai dingin. Penutupan tidak boleh rapat agar larutan cepat dingin.
        Setelah agak dingin, disiapkan cawan petri sebagai tempat media agar yang terlebih dahulu bibir cawan petri dipanaskan diapi Bunsen.
        Lalu lakukan penuangan larutan Agar kedalam cawan petri dengan ketebalan 3 – 5 mm
        Tunggu larutan medium agar  sampai membeku,
5.      Isolasi Bakteri
a.      Air sampel
        Ambil air sampel dengan menggunakan nikropipet sebanyak 0,1 ml dan di teteskan pada salah satu medium agar yang telah memadat
         Batang L disemprot dengan alcohol dan dibakar diatas api Bunsen , dinginkan beberapa saat .
        Kemudian digosokan pada permukaan agar supaya tetesan air sampel merata.
        Setiap perlakukan diusahkan dengan api Bunsen dan bibir cawan petri juga harys dibakar diatas api Bunsen,hal ini dimaksudkan untuk menghindasri adnya kontaminasi dengan bakteri lain
b.      Penanaman Sampel lender ikan nila
Pengambilan sampel lender ikan dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahuku diatas api Bunsen. 
Penanaman bakteri dengan cara mengambil sampel lender ikan dapat dilakukan dengan 3 metode:
        Metode Penanaman dengan Goresan Sinambung
        Metode Penanaman dengan Goresan T
        Metode Goresan Kuadran
6.      Media agar yang sudah ditanami bakteri disimpan dalam tempat tertutup (tanpa cahaya)
Hasil dan Pembahasan Praktikum
         Praktikum ini hanya sampai pada penanaman bakteri yang dimungkinkan menjadi penyebab penyakit pada ikan nila. Untuk pengamatan hasil dari penanaman dilakukan pada hari berikutnya.
         Pada saat praktikum kita mengambil 2 sampel yaitu sampel air tempat penampungan ikan dan sampel lender dari ikan nila. Mengapa menggunakan 2 materi diatas, hal ini dikarenakan lendir pada tubuh ikan adalah tempat terakumulasinya bakteri yang menyerang tubuh ikan,dikuatkan dengan adanya luka pada kulit ikan. Begitu juga dengan air tempat penampungan ikan, didalamnya juga terdapat lendir yang lepas dari tubuh ikan. Sehingga bakteri dimungkinkan terdapat dalam air penampungan tersebut.
         Setiap proses dalam penanaman sampel untuk isolasi bakteri, tangan dan tempat setiap perlakuan harus steril supaya tidak ada bakteri lain yang ikut tertanam atau mengkontaminasi. Sterilisasi ini menggunakan alcohol. Dan setiap perlakuan yang berkaitan dengan penanaman harus selalu didekatkan dengan api Bunsen.

3.2           Mendiagnosa parasit yang menyerang ikan
A.  Alat dan Bahan
1)      Alat : Dissecting set, mikroskop, timbangan, penggaris, nampan, object glass dan cover glass
2)       Bahan : Ikan sakit Nila
B.   Langkah Kerja:
v  Sebelum diperiksa, ikan diukur bobot dan panjangnya
v  Parasit yang ditemukan pada tubuh ikan diamati dengan menggunkan mikroskop
    C. Untuk pemeriksaan organ luar ikan:
v  Ikan dimatikan dengan memotong bagian belakang kepala
v  Periksa permukaan tubuh ikan dengan telit, apakah terdapat penyakit atau tidak dengan menggunakan kaca pembesar
v  Pindahkan parasit yang ditemukan ke dalam cawan petri yang berisi air atau diatas gelas objek
v  Pengamatan dengan menggunakan mikroskop
v  Yang diamati adalah : Insang, lendir
d.      Pemerikaan organ dalam ikan’
v  Buka perut ikan, di gunting dari anus keatas kepala  semua bagian dalam dipisahkan
v  Organ padat disobek dalam air atau dipress diantara dua gelas objek
v  Organ yang didiagnosa adalah Hati, Usus, Ginjal dan gelembung renang
v  Insang, hati, usu, ginjal di cacah tipis – tipis sampai halus, kemudian ditaruh di kaca objek ditetesi aquades untuk di amati di mikroskop

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada mata diklat pengendalian hama penyakit ikan praktikum yang dilakukan ada 2 macam yaitu  identifikasi dan diagnose bakteri serta parasit yang menyerang ikan.
Pada praktikum yang pertama (Identifikasi dan diagnose bakteri) terdapat 2 lembar kerja yaitu:
1.      Mengenalkan peralatan yang berhubungan dengan materi hama dan penyakit ikan, khususnya alat untuk mendiagnosa bakteri
2.      Mendignosa serangan bakteri terhadap ikan
Sebagai langkah awal, peralatan yang sudah dicuci dan yang akan digunaka masing-masing dibungkus dengan kertas kemudian dibungkus lagi dengan  kantong plastic. Hal ini dimaksudkan supaya kertas tidak basah terkena uap air selama proses sterilisasi. Peralatan tersebut disterilisasi dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 0C. Setelah selesai, alat dikeluarkan dan siap untuk digunakan. Dalam praktek alat tidak dibuka semua tetapi hanya yang dibutuhkan yang terlebih dahulu dibuka.
Selanjutnya adalah pembuatan media agar untuk inokulasi bakteri dari sampel air dan lendir ikan nila. Adapun cara pembuatan media agar adalah :
  5,75 gr am NA dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest sebanyak 250 ml.
  Dipanaskan diatas  api Bunsen sambil diduk searah jarum jam sampai mendidih.
  Setelah mendidih ( ada gelembung-gelembung dan warna larutan kuning jernih) diangkat dan ditutup dengan kertas alumunium foil sampai agak dingin. Penutupan tidak boleh rapat agar uap larutan keluar sehingga lebih cepat dingin.
  Setelah agak dingin, disiapkan cawan petri sebagai tempat media agar yang terlebih dahulu bibir cawan petri dipanaskan di api Bunsen.
  Lalu lakukan penuangan larutan agar kedalam cawan petri dengan ketebalan 3 – 5 mm
  Tunggu larutan medium agar  sampai membeku,
Setelah media agar siap, dilanjutkan dengan inokulasi bakteri dari sampel air dan lender ikan nila. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut :
  Air sampel diambil dengan menggunakan mikropipet sebanyak 0,1 ml dan di teteskan pada salah satu medium agar yang telah memadat
  Batang L disemprot dengan alcohol dan dibakar diatas api Bunsen , dinginkan beberapa saat .
  Kemudian digosokan pada permukaan agar supaya tetesan air sampel merata.
  Setiap perlakukan diusahkan dengan api Bunsen dan bibir cawan petri juga harus dibakar diatas api Bunsen,hal ini dimaksudkan untuk menghindasri adnya kontaminasi dengan bakteri lain
Untuk penanaman sampel lendir ikan nila :
Pengambilan sampel lendir ikan dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahuku diatas api Bunsen. 
Penanaman bakteri dengan cara mengambil sampel lender ikan dapat dilakukan dengan 3 metode:
 Metode Penanaman dengan Goresan Sinambung
 Metode Penanaman dengan Goresan T
 Metode Goresan Kuadran
                                                                                                                                  
Media agar yang sudah ditanami bakteri disimpan dalam tempat tertutup atau diinkubasi selama ± 24 jam
         Praktikum ini hanya sampai pada penanaman bakteri yang dimungkinkan menjadi penyebab penyakit pada ikan nila. Untuk pengamatan hasil dan identifikasi dilakukan pada hari berikutnya.
         Pada saat praktikum kita mengambil 2 sampel yaitu sampel air tempat penampungan ikan dan sampel lendir dari ikan nila. Mengapa menggunakan 2 materi diatas, hal ini dimungkinkan lendir pada tubuh ikan adalah tempat terakumulasinya bakteri, dikuatkan dengan adanya luka pada kulit ikan. Begitu juga dengan air tempat penampungan ikan, didalamnya juga terdapat lendir yang lepas dari tubuh ikan. Sehingga bakteri juga dimungkinkan terdapat dalam air penampungan tersebut.
         Setiap proses dalam penanaman sampel untuk inokulasi bakteri, tangan dan tempat setiap perlakuan harus steril supaya tidak ada bakteri lain yang ikut tertanam atau mengkontaminasi. Sterilisasi ini menggunakan alkohol. Dan setiap perlakuan yang berkaitan dengan penanaman harus selalu didekatkan dengan api Bunsen.
         Hari berikutnya dilakukan pengamatan koloni bakteri. Adapun yang diamati; bentuk koloni, elevasi koloni dan margin. Bakteri yang sudah tumbuh dalam media agar, diambil sedikit dengan menggunakan jarum ose dan diletakkan di kaca preparat kemudian diamati di bawah mikroskop. Dari pengamatan diperoleh hasil yang kurang maksimal, dalam media agar tidak sedikit ditemukan adanya kontaminan. Hal ini terjadi dimungkinkan kurangnya pengalaman praktikan dalam penanaman serta keadaan sekitar penanaman yang kurang steril (praktikan tidak menggunakan masker dan lain-lain ). Hasil pengamatan bakteri bisa dilihat pada tabel berikut :

NO.
MACAM SAMPEL
BENTUK KOLONI
ELEVASI KOLONI
MARGIN
GAMBAR KOLONI BAKTERI
1.
Air
Rizoid
Flat
-

2.
Lendir ikan nila
Rizoid
Convex



-


         Setelah pengamatan bakteri, dilanjutkan dengan mendiagnosa parasit yang menyerang ikan nila. Langkah pertama ikan diukur panjang dan ditimbang bobotnya. Lalu dilakukan pengamatan di bagian luar tubuh ikan (eksternalnya) sperti kulit, sisik, sirip dan mata ikan, apakah terjadi kelainan seperti adanya luka (borok), sirip gripis atau patah,pendarahan (haemoragic), produksi lender berlebih, mata menonjol dan lain sebagainya. Diambil sampel diletakkan di kaca preparat dan diamati di bawah mikroskop. Selain bagian luar, juga di lakukan pengamatan organ dalam ikan nila. Untuk pengamatannya terlebih dahulu ikan nila dimatikan dengan menusuk olvactorynya. Kemudian dilakukan pembedahan dan dibuat preparat rentangnya untuk diamati di bawah mikroskop. Organ dalam yang diamati adalah insang, hati, usus, limfa, dan ginjal. Organ –organ tersebut diambil sedikit, dicacah halus dan tipis, sehingga hasil pengamatan yang diperoleh maksimal. Hasil pengamatan bisa dilihat pada tabel  di bawah.

Contoh Diagnosa parasit
NAMA IKAN
PANJANG DAN BOBOT TUBUH IKAN
GEJALA YANG TAMPAK
HASIL IDENTIFIKASI PENYAKIT
LOKASI PENEMUAN
NAMA DAN GAMBAR PENYAKIT YANG MENYERANG
JUMLAH

IKAN NILA













Panjang 20 cm
Bobot  180 gram

  Eksternal tubuh ikan :
Adanya luka dibagian tubuh, tampak adanya pendarahan (haemoragic) di bagian lukanya, lendirnya banyak, sirip ekor tidak utuh dan mata agak menonjol.
  Internal tubuh ikan :
Permukaan usus tampak kasar, pada hati dan limpa tampak ada seperti lemak putih


Lendir
Chilodonella


Trichodina

Sirip
Chilodonella



Insang
Capilaria


Dactylogyrus
Usus
Telur Capilaria

Hati
Tripanosoma

Limfa
Cryptocarion


            Dari pengamatan bagian luar tubuh ikan, tampak adanya luka dan terjadi pendarahan di tubuh ikan nila, lendir banyak, sirip ekor tidak utuh (agak geripis dan bola matanya )

BAB V
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Hama dan penyakit yang menyerang ikan dapat menyebabkan kegagalan dalam kegiatan pembesaran ikan. Serangan penyakit biasanya menimbulkan kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan serangan hama. Untuk itu harus perlu tahu tentang hama dan penyakit apa saja yang dapat menyerang ikan serta bagaimana cara mencegah dan mengobatinya.
B.   SARAN
Dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit ini  sangat penting maka diharapkan pada kegiatan yang akan datang dapat mendiagnosa jamur, virus dan mengobati ikan sakit

DAFTAR PUSTAKA

Usni Arie. Pembenihan dan pembesaran ikan Nila gilf
Vedca, Modul diklat pembesaran semi intensif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar